ARUS penolakan terhadap rencana perubahan kurikulum
oleh Kemendikbud terus bergulir. Kali ini datang dari Badan Musyawarah
Perguruan Swasta (BMPS) Sulut, yang merekomendasikan agar rencana perubahan
tersebut ditunda sambil mengkaji dan membenahi sejumlah aspek pendukung
penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.
“BMPS Sulut pada prinsipnya tidak sepakat dengan
perubahan kurikulum, karena esensinya adalah bagaimana membenahi berbagai hal
dalam sektor pendidikan. Tidak hanya kurikulum yang dirubah, tapi terutama
keberadaan guru yang harus dibenahi. Oleh sebab itu kami merekomendasikan agar
perubahan kurikulum 2013 ini sebaiknya ditunda dulu,” papar Ketua BMPS Sulut,
Pastor Freds Tawalujan Pr di sela-sela Musyawarah kerja Daerah (Mukerda) di
Hotel Formosa Manado, Kamis (20/12/12) lalu.
Dijelaskan Tawalujan, draft perubahan kurikulum itu
harus dikoreksi kembali sebelum secara tergesa-gesa menetapkan sebagai sebuah
kurikulum baru. Karena menurut dia, percuma jika hanya sekadar merubah kurikulum
sementara keberadaan guru tidak dibenahi. “Percuma kalau penanganan guru lemah.
Mulai dari distribusi, kualifikasi, hingga kapasitas guru itu sendiri. Karena
guru yang akan menjalankan kurikulum,” papar Tawalujan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan
Nasional (Diknas) Propinsi Sulut, Drs JSJ Wowor MSi mengatakan, sesuai dengan
kebijakan pemerintah pusat, perubahan kurikulum ini akan dilakukan pada tahun
ajaran 2013/2014, atau pada Juli 2013. Dengan sisa waktu yang ada ini, lanjut
Wowor, dilakukan uji publik, sosialisasi serta berbagai pembenahan. “Jadi
memang ada selang waktu yang cukup panjang untuk penerapan kurikulum baru ini.
Tentu berbagai masukan dari masyarakat menjadi bahan pertimbangan pemerintah
pusat,” papar Wowor.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar