Selasa, 05 Maret 2013

Dosen Australia Kunjungi AJI Manado





Dirk Tomsa (kedua dari kiri), foto bersama pengurus AJI Manado

DR Dirk Tomsa, peneliti dari La Trobe University Australia, Senin (25/02) malam lalu, mengunjungi Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, sekaligus berdiskusi bersama sejumlah pengurus organisasi profesi jurnalis tersebut. Kedatangan Dirk ini terkait dengan penelitian yang dia lakukan tentang, Politik Lokal dan Peran Pers di Sulawesi-Maluku. 

 
“AJI itu terkenal sampai di Australia karena independensinya, dan menjaga jarak serta tidak terkooptasi dengan pemerintah. Bagaimana upaya anda dalam menjaga sikap AJI ini,” tanya Dirk dalam satu sesi saat diskusi yang berlangsung selama lebih kurang dua jam tersebut.
Ketua AJI Manado, Yoseph E Ikanubun selanjutnya memaparkan bagaimana aturan-aturan di internal AJI yang mengikat setiap anggotanya untuk terus bisa menjaga independensi itu, termasuk sejumlah sangsi etik yang ada. “Dengan pemerintah, AJI tetap menjaga jarak. Pelanggaran etik yang dilakukan oleh anggota AJI, ada prosedur untuk ditangani,” ujar Ikanubun yang didampingi Sekretaris AJI Manado, Ishak Kusrant dan Nolfie Tamod.
Dalam kesempatan itu, Dirk juga menanyakan tentang bagaimana kondisi pers lokal di Sulawesi Utara dan posisi serta hubungannya dengan pemerintah. “Selama beberapa hari di sini, saya lihat koran yang ada di Manado ini, banyak dengan iklan, reklame. Hampir tidak bisa dibedakan mana berita, mana yang bukan berita. Semua berita bagus-bagus, memuji pemerintah. Kurang kritis,” ujar Dirk sambil menunjukan salah satu koran yang dia bawa dalam map dokumennya. 
Selain bicara soal peran pers, dia juga selanjutnya membahas lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi politik lokal di Sulawesi Utara.
Dirk, warga keturunan Jerman ini mengaku, mendapat rekomendasi dari sejumlah peneliti di Australia untuk mengunjungi AJI terkait penelitiannya ini. Selain di AJI Manado, dia juga mengunjungi AJI Ambon dan AJI Kendari.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar