Jumat, 25 Mei 2012

Selamat Ultah PMKRI ke-(6)5




 Aksi demonstrasi PMKRI Komda Sulut di Manado menentang RUU Sisdiknas, Maret 2003.

BEBERAPA hari lalu, saya menerima undangan lewat SMS untuk hadir dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-65 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Sesuai informasi, kegiatan yang digagas oleh DPC PMKRI Cabang Tondano ini digelar di Kebun Rohani Kasuang Tondano, yang diawali dengan Perayaan Ekaristi. Karena kesibukan liputan proses penyaringan bakal calon Rektor Unsrat Manado, Jumat 25 Mei hingga sore hari, saya tidak sempat untuk menghadiri kegiatan adik-adik PMKRI. Sebuah catatan ringan ini mungkin bisa menjadi bahan refleksi bagi kita semua yang masih setia mencintai perhimpunan.


Ultah PMKRI tahun ini, sepertinya tidak ada yang spesial sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Yang spesial itu mungkin dualisme kepemimpinan di PP PMKRI yang sudah berjalan selama lebih kurang enam tahun ini. Sengaja saya menulis Ultah PMKRI dengan angka (6)5. Artinya sederhana saja, 65 adalah usia PMKRI sejak didirikan 25 Mei 1947. Angka 6 yang saya tulis di dalam kurung mengartikan sudah enam tahun perhimpunan ini dililit polemik dualisme kepemimpinan.
Saya terus mencermati perkembangan dualisme kepemimpinan ini lebih banyak lewat dunia maya. Sejak 2006 hingga awal 2009, miling list PMKRI masih jadi pilihan nomor satu untuk berdiskusi, berdebat, dan bertukar pikiran tentang polemik kepengurusan ini. Jejaring sosial Facebook mengambil alih peran ini, hingga sekarang. Media komunikasi boleh berubah tapi terus memainkan fungsinya mengawal dinamika dalam perhimpunan ini.
Memasuki tahun 2012 ini, ada dua momen yang saya rasa penting dalam perjalanan dinamika perhimpunan dalam enam tahun terakhir ini. Pertama adalah kehadiran Yohanis Sahat di kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) PMKRI Cabang Tondano. Sedangkan yang kedua, terungkapnya surat mandat delegasi DPC PMKRI Cabang Airmadidi di MPA Medan yang dimuat di website PP PMKRI. Dua kejadian ini saya nilai sebagai momen untuk kita berkaca dan menyadari bahwa tidak ada pihak yang paling benar. Tidak ada kubu PP PMKRI yang merasa paling menjunjung tinggi AD/ART.     
Untuk kejadian yang pertama, berawal ketika Minggu 26 Maret 2012 saya kembali ke lokasi pelaksanaan LKK PMKRI Cabang Tondano di Pondok Emaus, Tateli. Mengambil tempat duduk paling belakang, untuk para peninjau, saya memperhatikan dengan seksama sesi terakhir dari rangkaian kegiatan kaderisasi itu. Seorang laki-laki dengan jas PMKRI, baret merah marun bol kuning, lengkap dengan gordon Ketua Presidium dengan semangat menyala-nyala membawakan materi tentang Rencana Strategis PMKRI. Belakangan saya tahu, dia ternyata Yohanis Sahat, disebut-sebut sebagai Ketua Presidium PP PMKRI. Dia berbicara tentang bagaimana PMKRI ke depan, apa yang menjadi target PMKRI Cabang Tondano, dll. Hampir 30 menit saya mengikuti materi itu, ada beberapa hal yang saya rasa mengganjal. Sesi itu selesai ketika Sahat berjalan ke belakang ruang kegiatan. “Kayaknya kita penah ketemu yah, tapi di mana saya lupa,” ujar Sahat menyapa. “Hmm tidak tau. Kayaknya gak pernah,” balas saya. “Pernah di ikut kegiatan Pemuda Katolik yah,” tanya dia lagi. “Ya pernah,” jawab saya seadanya. Melihat penampilannya yang agak cuek, saya pun acuh tak acuh.
Beberapa saat kemudian, sidang kehormatan pun dimulai. Sambutan dari panitia, Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano, serta Sahat. Mewakili Dewan Pembina, saya diberi kesempatan terakhir menyampaikan sambutan. “Yang terhormat Ketua Presidium beserta Pengurus Harian Cabang, dan seluruh pengurus DPC PMKRI Cabang Tondano, Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tomohon, dan Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Bitung. Seluruh peserta LKK yang saya banggakan,” ujar saya mulai menyampaikan sambutan.
Kalimat demi kalimat meluncur dalam sambutan itu. Setelah menyentil tentang tujuan LKK, saya mulai bergeser ke materi lain. “Tapi kita tidak bisa menutup mata dengan fakta adanya dualisme di PP PMKRI. Kita mengajarkan adik-adik kita saat masuk MPAB tentang benang merah, tentang identitas kader, tapi yang justru terjadi adalah dualisme kepemimpinan karena arogansi masing-masing pihak,” papar saya.
Wajah Yohanis Sahat terlihat tegang. Apalagi di awal sambutan tadi, saya tidak menyapa dia sebagai Ketua Presidium PP PMKRI. “Kita bicara soal Renstra dan target PMKRI, tapi kita hidup dalam dualisme. Saya lebih bangga tidak menggunakan gordon Ketua Presidium PP PMKRI, ketimbang mengenakan gordon itu tapi masih terjadi dualisme kepemimpinan.”
Suasana sedikit tegang saat saya memberikan sambutan itu.
Sidang kehormatan selesai. Sahat terlihat sibuk foto-foto dengan cewek-cewek PMKRI Tondano. Cengar-cengir. Karena akan  ada rapat AJI Manado, saya pun meninggalkan ajang LKK tersebut.
Senin 26 Maret 2012, saya mengunjungi kawan Philipus Nau di salah satu hotel di Manado. Philipus sekarang Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mybrat, Papua Barat. Dia Wasekjen DPC PMKRI Cabang Tondano tahun 1998-1999. Ternyata pagi itu Sahat  juga datang ke hotel yang sama. Di restoran, kita duduk berempat. Saya, Philipus, Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano, Weren Talia dan Sahat. “Betul yang abang katakan, goal PMKRI Cabang Tondano adalah bagaimana di MPA nanti sebagai tuan rumah bisa menyatukan PMKRI,” ujar Sahat dengan mimik serius kepada saya. “Semua sudah saya sampaikan tadi malam, silahkan tindaklanjuti,” balas saya.
Mobil jemputan sudah datang. Saya, Philipus, Weren, Maya dan Marini mengantar Sahat sampai ke bandara untuk selanjutnya pulang ke Jakarta.
Ada satu pesan yang mau saya sampaikan pada Sahat, bahwa anda tidak bisa mengklaim dukungan penuh dari cabang-cabang khususnya di Sulawesi Utara, bahwa fakta yang ada adalah para alumni lebih menginginkan PMKRI itu bersatu ketimbang mendukung salah satu pihak.
Peristiwa kedua adalah perdebatan di dunia maya mulai dari 6 tahun lalu di millis PMKRI, hingga sekarang eranya facebook.
Ada satu hal yang saya cermati setelah PP PMKRI ini terpecah menjadi dua blok, yang pertama turunannya Adi Sumbogo, sementara di pihak lain ada hasil MPA Denpasar dan kini MPA Pontianak yang menghasilkan Parlin Cs. Posisi para penyatu juga (mungkin) terpecah. Yang jelas-jelas menunjukan keberpihakannya adalah Reza Primahendra, mantan Ketua Presidium PP PMKRI, yang memihak Adi Cs. Reza selalu mengklaim pihak ini yang legal, konstitusional, benar, taat asas, serta punya data dan fakta untuk membuktikan kebenaran mereka. Sementara pihak lain dituntut untuk bisa membeberkan data dan fakta.
Sabtu 19 Mei 2012, sekitar Pukul 12.13 WITA, saya berada di ruang Redaksi Harian Metro Manado. Iseng-iseng saya buka website PMKRI, msuk ke bagian MPA. Ada surat-surat mandat delegasi untuk MPA Medan. Ada salah satu surat mandat di sana dari Cabang Airmadidi yang ditandatangani Hellen C Palendeng selaku Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Airmadidi. Saya terhentak. Kaget. Kok bisa..? Saya pun mengungkapkan hal ini di grup facebook PMKRI Nasional. Tak ada niat sedikitpun untuk menjatuhkan saudari Hellen, karena dia sahabat saya yang paling baik, juga paling setia. Dengan “mengorbankan” saudari Hellen, saya ingin menyampaikan pesan bahwa ternyata dua belah pihak pun tak ada yang bersih. Berikut tanggapan-tanggapan ungkapan saya di facebook, juga tanggapan dari kawan-kawan termasuk dari Reza Primahendra.

Yoseph E Ikanubun: Saya tertarik membuka website PP PMKRI. Ada rubrik tentang MPA, juga ada dukungan untuk MPA Surakarta, MPA Medan. Ada SK RUAC dari sejumlah cabang untuk delegasi yang akan hadir di MPA Medan. Saya merinding melihat hal ini. Ada satu kubu yang selama ini mengklaim diri paling benar, menjunjung tinggi aturan, perfect, anti manipulasi, tunduk pada AD/ART. Buat Bung Riza Primahendra, sang pengawal ke...benaran sejati, anti manipulasi, yang selalu menjunjung tinggi aturan. saya mau tanya, apakah sudah ada perubahan AD/ART tentang masa keanggotaan PMKRI yang 11 tahun itu..? Kalau belum ada, tolong deh dicek surat mandat delegasi PMKRI Cabang Airmadidi yang ditandatangani Hellen Palendeng selaku pimpinan RUAC sekaligus Ketua Presidium PMKRI Cab Airmadidi. Hellen ini seangkatan saya lho, masuk PMKRI tahun 1998. Juga menjabat bendahara PMKRI Cab Tondano, saat saya jadi Kapres PMKRI Tondano 2002. Yang perlu diketahui, lebih dari 6 tahun terakhir PMKRI Airmadidi juga vakum. cek keanggotaannya. tapi kok bisa hadir di MPA Medan dengan sejumlah "Purnawirawannya.."Bukankah ini juga manipulasi untuk melegalkan MPA Medan..? Ini mungkin satu contoh dari sekian kasus yang menimpa cabang lain...INIKAH KEBENARAN?? INIKAH DATA DANFAKTA YANG SELALU DIBANGGAKAN OLEH REZA PRIMAHENDRA..??? ckckckckYc

Yunus Situmorang:  Klu dapat datanya, tanya saja ke Helen, tunjukkan pada Helen tandatangannya. Jangan sama Riza Primahendra, tidak tepat, kalau itu juga katanya, sama saja, semua katanya. Silahkan datang ke DPC Airmadidi, cari yg namanya Helen, lalu tunjukkan tandatangannya. Tdk usah intel mengintel. Karena nila setitik, bisa rusak susu sebelanga. Sy bukan membela Riza, tetapi tidak tepat tanya ke Riza, tetapi tanya ke Helen yg namanya disebut2. Sdh 7 tahun, tdk ada yg benar, semua punya kelemahan. Usul saya, itu KP yg dua orang, kumpul, bikin MOU Persatuan. Kalau mereka mau, pasti bisa. Kecuali mereka berdua, sdh seperti kucing dgn anjing, sampai dunia kiamat, tdk kan damai. Mau damai, lakukan perdamaian. Jangan cari menang sendiri, egoisme. Hilangkan egoisme itu. Pakai hati, bukan main otak terus. DAMAILAH PMKRIKU.

Dedy Putu Wijaya: Hmmm.... Trnyata masih ada polemik juga..hehehe... Mari menyambut Dirgahayu PMKRI ke-65..

Yoseph E Ikanubun: ‎Yunus Situmorang, saya tak perlu datang ke airmadidi untuk cari Hellen. dia sahabat saya, dan saya tahu persis. kenapa saya "menyerang" Reza, karena selama ini dialah yang selalu mengklaim kebenaran ada di kubu Adi yang turunannya sekarang Sahat. saya bukan intel mengintel, tapi sekadar beberekan sedikit fakta pada mereka yang selama ini klaim berada di garis kebenaran.

Riza Primahendra: Hehehe yoseph panas juga ya, fungsi penyatu adl dorong anggota PMKRI taat asas, bukan bela siapa. Bila memang ada yg tdk benar di DPC Airmadidih silahkan Yoseph bantu utk bereskan, mgk cabang vakum, dukung mereka utk aktif lagi. Sederhana kan?
    
Yoseph E Ikanubun:  tidak sesederhana itu bung riza..selama ini saya ikuti terus perkembangan di grup fb. bagaimana anda selalu berada di garis terdepan untuk mengungkap kebenaran berdasarkan fakta, dan data. mempertanyakan keabsahan MPA di Denpasar, Pontianak. anti manipulasi, semua berdasarkan aturan main, selalu berada di pihak yang benar. salah satu ukurannya adalah mandat RUAC untuk delesasi MPA. namun ini contoh kecil yang secara kebetulan saya temukan, bagaimana menghadirkan cabang yang pengurus dan anggotanya sudah habis masa keanggotaan. bahkan sudah vakum lebih kurang enam tahun. kenapa mereka dihadirkan..? Hanya untuk memenuhi kuorum agar MPA Medan legal. Inikah sebuah perjuangan nilai kebenaran, menegakkan aturan yang selalu anda kampanyekan...? Persoalan cabang itu vakum, dan perlu diaktifkan lagi, itu persoalan lain. Tapi keabsahan mereka untuk mendukung MPA Medan itu yang patut dipertanyakan. mau lebih detail lagi..? saya punya pengakuan ybs terkait keikutsertaannya di Medan. so..jangan sok benar, sok taat aturan, sok bersih....
    
Riza Primahendra: Para penyatu tdk terlibat dlm proses MPA, tugas mereka ingatkan utk ikuti AD/ART. Bahwa undangan MPA disebar dan dihadiri cabang yg tdk aktif, rasanya itu tugas panitia dan PP. Bila ternyata ada penyimpangan, ayo kita semua ingatkan dan perbaiki. Jangan sampai tidak ikuti AD/ART juga kalau salah tidak mau diingatkan. Sekarang utk bersatu, silahkan para anggota cermati AD/ART dan periksa pelaksanaan MPA di yogya, denpasar, pontianak, dan medan. Ambil langkah2 utk bersatu atas dasar itu. Soal bukti dan pengakuan, bukankah sejak jayapura sudah banyak? Apa sikap kita? Apakah karena itu kawan sy lalu tutup mata? Jelasnya para anggota ayo jangan lelah berusaha bersatu dgn benar, para penyatu ayo motivasi dan ingatkan anggota utk terus maju dan taat asas.
    
Yoseph E Ikanubun: Ini satu bukti bahwa MPA Medan pun cacad hukum. sehingga tidak ada pihak yang bisa klaim dia paling benar, menjunjung tinggi AD/ART, sementara pihak lain ilegal, liar atau inkonstitusional. bukan sekadar ingatkan dan perbaiki, tapi sekarang kepengurusan itu juga sudah terbentuk atas sebuah proses yang cacad hukum. dualisme kepemimpinan di PMKRI hanya didorong rasa gengsi dan merasa diri paling bersih dan benar. Tapi sekarang hendaklah semua pihak buka mata, bahwa "gerbong" Riza Primahendra juga bermain dengan cara yang kotor.
    
Riza Primahendra: Hehehe..ini masalah yg aktif, kalau satu cabang tdk bisa dihitung, berapa cabang yg lain hadir dan sah? Sebaiknya cari data yg lengkap deh..hehehe..
    
Rafael Sng:  Mengutip statment : "surat mandat delegasi PMKRI Cabang Airmadidi yang ditandatangani Hellen Palendeng selaku pimpinan RUAC sekaligus Ketua Presidium PMKRI Cab Airmadidi".Coba pahami lebih cermat, TIDAK ADA MANIPULASI pd kasus ini.Perkara seseorang di cabang masih diberi "kesempatan" utk turut andil dlm aktivitas Perhimpunan adalah wajar saja.Yg jelas tdk boleh / salah adalah jika ybs DICABUT / PERNAH DIBERHENTIKAN keanggotaannya.Faktanya SK RUAC Cab. Airmadidi yg "bicara" sendiri bahwa delegasi tsb adalah SAH,termasuk jk benar sdr. Hellen C Palendeng menjabat Ketua Presidium maka adalah Konstitusional, jk memang beliau diangkat oleh RUAC & blm digantikan / diberhentikan (RUAI).      Perkara jk seseorang bertahun2 menjabat / masih dipercayakan suatu tugas (misal menjadi delegasi) oleh Cabangnya adalah SAH- SAH sj & itu adalah OTORITAS Cabang tsb.& kondisi sprti ini adalah DINAMIKA masing2 Cabang,& berdasarkan prinsip KESETARAAN antar Cabang, Cabang lain tdk selayaknya malah "mejengkali" kondisi yg mprihatinkan tsb.Adalah lbh bijaksana jk sdr2 dr Cabang terdekat JUSTRU membantu mendorong regenerasi Cabang tsb sbg bentuk kepedulian thdp sdr2nya, BUKAN MALAH "MENGUMPAT" keadaan mereka.Manipulasi itu misalkan : suatu Cabang tdk pernah menyatakan (berdasrkan SK) mengirim delegasi, malah tiba2 ada org yg pergi ngaku2 dr Cabang tsb.kejadian sprti pernah dialami PMKRI Cabang Sorong.

Riza Primahendra: By the way, gerbong sy 3 namanya asti, aksa, dan adibrata, kalau ke jkt sy kenalin mereka. Soal kuorum mari semua rujuk ke AD/ART. Soal cabang bermasalah ayo diperbaiki bersama-sama. Sdh tdk waktunya kita terjebak dlm power block, tugas PMKRI segera didik kader muda yg taat asas dan punya sikap. Salam juang.
    
Hendrikus Ara: bung Rafael Sng..sepakat dengan apa yg di sampaikan mu terkait mandat delegasi cbg air madidi..dalam SK RUAC yang sah dari cabng bersangkutan yang di terima panitia MPA. telah menunjukan adanya legalitas formal secara konstitusional dari apa yang sudah tersirat dan tersurat dari SK delegasi tersebut. sehingga tdk ada manipulasi ats data dan fakta. soal keanggotaan dan jabatatan kembali pada otoritas cabang sesuai kondisinya. bung Yosep Ikanubun terimaksih ats informasi dan klarifikasinya. bung Rafael, seprtinya ada yang sedang mencari kesalahn kecil untuk menutupi kebobrokanya tapi sayang tak ada cela dan dasar untuk itu..salam juang !!!
     
Yunus Situmorang:  Maaf, Yoseph E Ikanubun, masuk PMKRI tahun berapa dan di Cabang manakah? Anda belakangan ini rada aktif di Grup ini. Tks. Itu,2 KP PP, suruh ke Bandung, sy kasih jalan mempersatukan PP PMKRI.Soal DPC Airmadidi. Apakah ada SK penonaktifan mereka? Apakah dlm AD ART, ada syarat datang MPA, harus aktif berdasarkan syarat apa? Logikanya, hari ini, siapapun sbgi KP DPC, masih bisa melaksanakan RUAC untuk menghadiri MPA, mereka sah. Kalau Yoseph, kenal baik dgn Hellen, lalu Hellen mengatakan dia membuat Mandat tidak legal/tdk sah dari DPC Airmadidi , lalu surat mandat tdk legalnya, Hellen berikan kepada Yosephkah? Saran sy, sudahilah debat soal sah dan tdk sah. Berkali2 kukatakan, dua2nya perlu dibahas, kalau perlu diPengadilan. tetapi siapa yg mau, dan untuk apa?Mari kita buat persatuan, coba kita fokus, agar 2 KP PP ini bisa bersatu. Selama mereka jadi boneka dari teman2nya, persatuan jauh dari harapan. Tks.
   
Hendrikus Ara: bung Yunus Situmorang saya salut dan sepakat dengan ide penyatuan yang sllu di gelorakan bapa.. saya mendapat informasi bawa Yohanes Sahat telah mengutus pengurusnya utuk bertemu teman2 di bandung untuk berbicara tentang proses ini. jika benar inilah yang harus terus di dorong. itikad baik untuk bersatulah yg harus terus di galakan di forum sprti ini, banyak yg suka berkoar di dunia maya tapi di ajak brtemu untuk duduk bersama sangat sulit. salam hormat ku..
     
Yunus Situmorang:  Betul, mereka datang, sy pas lagi di Medan. Maret lalu. Jadi belum ketemu. Tetapi mereka beberapa hari sdh bicara2 dgn DPC Bandung. Sy sungguh, mengharapkan mereka berdua Parlin dan Sahat mau menemui sy. Sy sdh janjikan ongkos mereka Jkt Bdg pp kutanggung, satu hari di Bandung, urusan sy. Mereka bisa tidur di rumah sy/ di Margasiswa Bdg. Sy jamin, klu mereka mau, bakal persatuan bisa terujud. Mudah, tdk merugikan siapa2. Hilangkan egoisme. Jangan mencari kebenaran sendiri2 lagi. Tinggalkan masa lalu, mari rebut masa depan yg lebih baik. Tks.
   
Hendrikus Ara: bung Yunus..luar biasa demikian..saya jamin 1000 persen kalau undangan ini akan di hadiri Yohanes sahat..tinggal menunggu konfirmasi dari Parlin. saya janji untuk antarin yohanes sahat ke bandung..karna menurutnya rekonsiliasi adalh spirit yg lahir di MPA medan dan itulah kehendak cabang yg di embannya.
    
Yunus Situmorang: Mereka berdua, harus datang pada hari yg sama. Sebab, sy tdk mau berbicara satu2. Kalaupun jalannya berbeda, tetapi tempat sy yg dituju, adalah satu. Mereka kontak HP sy. Minta nomor sy kepada KP DPC Bdg, Yunus Sipahutar. Ditunggu.

Yoseph E Ikanubun: ‎Riza Primahendra , mantan Ketua Presidium PP PMKRI, Yang lebih tinggi AD/ART atau SK RUAC...? Jika masa anggota biasa masih tetap 11 tahun, apakah sah seseorang yang sudah lewat keanggotaan (biasa) masih bisa bertindak sebagai Ketua Presidium, memimpin RUAC untuk menetapkan delegasi...? jadi seorang yang sudah lewat masa kepengurusan dan keanggotaannya bisa datang ke MPA bila mendapat mandat RUAC...? Kalau demikian, kakek saya juga bisa diutus dong jadi delegasi PMKRI Cabang dalam MPA di Medan. Kalaupun Ada bukti administratif berupa surat mandat itu, tapi apakah ada bukti faktualnya bahwa RUAC untuk menentukan delegasi itu dilakukan..? Kondisi cabang yang mati suri bahkan vakum, coba cek berapa jumlah anggotanya..? tiba-tiba hadir di Medan untuk melegalkan MPA..? ckckckckck... Yunus Situmorang, saya masuk kuliah tahun 1995, masuk PMKRI tahun 1998. Menyelesaikan semua jenjang pendidikan formal di PMKRI mulai dari Tondano sampe Bogor hingga tahun 2001. tahun 2002 terpilih jadi Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano. tahun 2006, habis masa keanggotaan.
   
Yoseph E Ikanubun: khusus untuk Riza Primahendra, teruslah mengkampanyekan tentang kebenaran data dan fakta, tapi kau cek kembali adik2 yang kau backup, mereka juga tidak bersih
   
Riza Primahendra: Hehehe...teman2, sudah tdk waktunya masuk dlm power block, kita semua perlu back up komitmen utk taat asas (AD/ART dan 3 benang merah). Yg penting bukan siapa yg sempurna tapi berupaya utk menjadi sempurna. Dlm konteks PMKRI adl mengupayakan sejauh mungkin taat asas. Media social memungkinkan kita setiap saat berkomunikasi dan temukan kesalahan. Bila itu terjadi, mari akui dan bersama upayakan perbaikan. Semangat ini yg hrs kita bangun. Inilah pondasi persatuan. Ayo terus berjuang utk niat baik!


    
Dolok Agung: Oh, jadi Helen itu seangkatan dengan bang yosep?? Kok bisa ya! Vakum lebih dari 6 tahun. Siapa ya yg minta dia utk lakukan hal bertentangan dgn AD/ART?? Kok mau ya?? Waktu MPA jogja siapa yg tandatangani ya, kan dalam kondisi vakum??? Apa sekedar seperti yg di bilang rafael sng yg dimaksud dengan manipulasi???Mas riza bukannya dukung penuh, kok mulai belok statementnya? Kemarin2 bukannya mengatakan Medan sah?? Bang yunus baik benar loh... Kenapa tidak mencoba mempertemukan semua cabang yg ada?? Kok hanya terbatas mempertemukan 2 orang ini?? Memang menurut bang yunus mereka cocok di pertemukan?? Kenapa ga di balik, ekskomunikasikan saja mereka, berangkat dari cabang?

Yunus Situmorang: Mengkondisikan 2 orang saja, setengah mati. Apalagi mengkondisikan semua cabang, matilah. Hahahaha. Dolok Agung, harus dimulai buat MOU dari 2 orang KP ini. Kita buat Program. Hasil akhirnya Persatuan. TIDAK MERUGIKAN SIAPA2. TETAPI AKHIRNYA BISA BERSATU. Apa sih sulitnya, kalau bawa EGO, susah.
    
 Yoseph E Ikanubun: ‎Rafael Sng, kau tak perlulah memainkan logika2 seperti itu. seseorang menjadi ketua presidium itu jika dia terdaftar sebagai anggota biasa. masa keanggotaan (biasa) 11 tahun. kalau sudah lewat, apa dia masih bisa jabat ketua presidium..? kalau dia menjabat di masa kedaluwarsa itu, apa produk yang dilahirkan termasuk ketetapan RUAC juga bisa disahkan..? Bukankah keanggotaan, juga kepengurusannya sudah kedaluwarsa..? Ingat nggak, dulu yang dipersoalkan adalah saat Tommy Djematu yang terpilih Ketua Presidium PP PMKRI katanya tidak lagi aktif kuliah. Kali ini bukan tidak aktif kuliah, tapi dah lewat masa keanggotaan. Dolok Agung, ya betul dia seangkatan saya. dan bendahara DPC PMKRI Cabang Tondano, saat saya jabat ketua presidium. Persoalan ini saya angkat untuk mau membuka mata kita, bahwa kita semua tak lepas dari kesalahan.ketika kita menyadari bahwa kita sama2 sudah tidak taat asas, maka tidak ada lagi pihak yang merasa paling benar. dan pada titik ini proses rekonsiliasi bisa dibangun. dan kenapa saya tujukan lebih banyak kepada mas Riza Primahendra, karena saya cermati selama ini dia orang yang paling banyak berkoar untuk menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, aturan dll. Saya sepakat ini. Tapi bahwa dia selalu membela satu pihak, (Adi Sumbogo Cs) karena menurut dia pihak itu yang taat asas dengan data dan fakta, satu "contoh kecil" l ini mau menunjukan bahwa ternyata kubu Adi Cs yang turunannya Sahat, juga tidak taat asas karena lahir lewat suatu proses yang cacad hukum. Bahwa saat ini sudah ada upaya untuk mempersatukan dua kubu seperti disampaikan kawan Yunus Situmorang, juga teman2 yang lain, entah dua kapresnya dulu yang bertemu, lantas cabang2 atau gimana, saya pribadi sangat mendukung. cuma untuk satu alasan, penyatuan kembali PMKRI.
     
Yunus Situmorang: Sudahlah, capek kita mendiskusikan SAH dan TIDAK SAH. Suruh 2 orang KP PP itu ketemu sy dulu di Bandung. Travel pp Jakarta -Bandung kubayarin. Nginap di Bandung kukasih GRATIS, GRATIS. Mereka datang dalam satu hari yg sama, dgn tempat pertemuan, satu, tempat saya. Apa lagi.?????? Eeeeh LOJA.
     
Thomas Sembirink: Saya dukung Amang Yunus Situmorang. Mencari kesalahan tentulah banyak sekali. Sekarang siapa yang punya kehendak baik untuk menyelesaikan dan mengakui kesalahan saja. Saat saya ke Bandung saya bisa merasakan hal yang sama yang kami hadapi di Cabang bahwa tantangan menjaga eksistensi PMKRI sudah kian berat. Jangan kita anggap remeh semua kondisi ini. Apa yang kami sharekan di Bandung adalah gambaran PMKRI di semua tempat. Bersatu kita membuka masa lalu untuk melihat titik temu pelajaran bersama, dan bersatu kita membawanya sebagai bekal menuju masa yang akan datang. Lebih Cepat Lebih Baik atau tidak sama sekali. Hehhe

Tulisan saya ini sebenarnya ingin dirampungkan saat Dies Natalis PMKRI 25 Mei lalu, namun karena padatnya kerjaan maka molor beberapa hari. Saya melihat sudah ada upaya untuk penyatuan PMKRI ini. Terkuaknya cacad MPA Medan ini satu hal kecil mungkin. Tapi setidaknya, pihak yang kemarin-kemarin merasa diri paling benar kini mulai menyadari bahwa mereka juga tak luput dari kesalahan. Kesadaran ini penting untuk menghilangkan arogansi, dan kembali “turun ke bumi.” Membuka diri untuk upaya rekonsiliasi. Untuk PMKRI Tondano yang katanya menjadi tuan rumah MPA tahun 2014, seperti pesan saya dalam sambutan saat LKK lalu, menyukseskan sebuah MPA dan merebut posisi strategis di PP PMKRI itu tidaklah sulit. Tapi bagaimana membuat MPA itu menjadi ajang rekonsiliasi PMKRI itu sebuah tantangan. Jika hanya mengejar suksesnya MPA, masuk PP PMKRI, sementara dualisme kepengurusan tetap terjadi maka saya katakan bahwa PMKRI Cabang Tondano gagal dan ikut merawat dualisme kepemimpinan PP PMKRI. Maka di tahun 2014 mendatang, kita akan kembali merayakan Dies Natalis PMKRI ke-67(8).  Petra...!!! (***)  

  

4 komentar: