Aksi demonstrasi PMKRI Komda Sulut di Manado menentang RUU Sisdiknas, Maret 2003.
BEBERAPA
hari lalu, saya menerima undangan lewat SMS untuk hadir dalam rangkaian
kegiatan Dies Natalis ke-65 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
(PMKRI). Sesuai informasi, kegiatan yang digagas oleh DPC PMKRI Cabang Tondano
ini digelar di Kebun Rohani Kasuang Tondano, yang diawali dengan Perayaan
Ekaristi. Karena kesibukan liputan proses penyaringan bakal calon Rektor Unsrat
Manado, Jumat 25 Mei hingga sore hari, saya tidak sempat untuk menghadiri
kegiatan adik-adik PMKRI. Sebuah catatan ringan ini mungkin bisa menjadi bahan
refleksi bagi kita semua yang masih setia mencintai perhimpunan.
Ultah PMKRI tahun ini, sepertinya tidak ada yang
spesial sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Yang spesial itu mungkin dualisme
kepemimpinan di PP PMKRI yang sudah berjalan selama lebih kurang enam tahun
ini. Sengaja saya menulis Ultah PMKRI dengan angka (6)5. Artinya sederhana
saja, 65 adalah usia PMKRI sejak didirikan 25 Mei 1947. Angka 6 yang saya tulis
di dalam kurung mengartikan sudah enam tahun perhimpunan ini dililit polemik
dualisme kepemimpinan.
Saya terus mencermati perkembangan dualisme
kepemimpinan ini lebih banyak lewat dunia maya. Sejak 2006 hingga awal 2009,
miling list PMKRI masih jadi pilihan nomor satu untuk berdiskusi, berdebat, dan
bertukar pikiran tentang polemik kepengurusan ini. Jejaring sosial Facebook
mengambil alih peran ini, hingga sekarang. Media komunikasi boleh berubah tapi
terus memainkan fungsinya mengawal dinamika dalam perhimpunan ini.
Memasuki tahun 2012 ini, ada dua momen yang saya rasa penting
dalam perjalanan dinamika perhimpunan dalam enam tahun terakhir ini. Pertama
adalah kehadiran Yohanis Sahat di kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK)
PMKRI Cabang Tondano. Sedangkan yang kedua, terungkapnya surat mandat delegasi
DPC PMKRI Cabang Airmadidi di MPA Medan yang dimuat di website PP PMKRI. Dua
kejadian ini saya nilai sebagai momen untuk kita berkaca dan menyadari bahwa
tidak ada pihak yang paling benar. Tidak ada kubu PP PMKRI yang merasa paling
menjunjung tinggi AD/ART.
Untuk
kejadian yang pertama, berawal ketika Minggu 26 Maret 2012 saya kembali ke
lokasi pelaksanaan LKK PMKRI Cabang Tondano di Pondok Emaus, Tateli. Mengambil
tempat duduk paling belakang, untuk para peninjau, saya memperhatikan dengan
seksama sesi terakhir dari rangkaian kegiatan kaderisasi itu. Seorang laki-laki
dengan jas PMKRI, baret merah marun bol kuning, lengkap dengan gordon Ketua
Presidium dengan semangat menyala-nyala membawakan materi tentang Rencana
Strategis PMKRI. Belakangan saya tahu, dia ternyata Yohanis Sahat,
disebut-sebut sebagai Ketua Presidium PP PMKRI. Dia berbicara tentang bagaimana
PMKRI ke depan, apa yang menjadi target PMKRI Cabang Tondano, dll. Hampir 30
menit saya mengikuti materi itu, ada beberapa hal yang saya rasa mengganjal.
Sesi itu selesai ketika Sahat berjalan ke belakang ruang kegiatan. “Kayaknya
kita penah ketemu yah, tapi di mana saya lupa,” ujar Sahat menyapa. “Hmm tidak
tau. Kayaknya gak pernah,” balas saya. “Pernah di ikut kegiatan Pemuda Katolik
yah,” tanya dia lagi. “Ya pernah,” jawab saya seadanya. Melihat penampilannya
yang agak cuek, saya pun acuh tak acuh.
Beberapa
saat kemudian, sidang kehormatan pun dimulai. Sambutan dari panitia, Ketua
Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano, serta Sahat. Mewakili Dewan Pembina, saya diberi
kesempatan terakhir menyampaikan sambutan. “Yang terhormat Ketua Presidium
beserta Pengurus Harian Cabang, dan seluruh pengurus DPC PMKRI Cabang Tondano,
Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tomohon, dan Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang
Bitung. Seluruh peserta LKK yang saya banggakan,” ujar saya mulai menyampaikan
sambutan.
Kalimat
demi kalimat meluncur dalam sambutan itu. Setelah menyentil tentang tujuan LKK,
saya mulai bergeser ke materi lain. “Tapi kita tidak bisa menutup mata dengan
fakta adanya dualisme di PP PMKRI. Kita mengajarkan adik-adik kita saat masuk
MPAB tentang benang merah, tentang identitas kader, tapi yang justru terjadi
adalah dualisme kepemimpinan karena arogansi masing-masing pihak,” papar saya.
Wajah
Yohanis Sahat terlihat tegang. Apalagi di awal sambutan tadi, saya tidak
menyapa dia sebagai Ketua Presidium PP PMKRI. “Kita bicara soal Renstra dan
target PMKRI, tapi kita hidup dalam dualisme. Saya lebih bangga tidak
menggunakan gordon Ketua Presidium PP PMKRI, ketimbang mengenakan gordon itu
tapi masih terjadi dualisme kepemimpinan.”
Suasana
sedikit tegang saat saya memberikan sambutan itu.
Sidang
kehormatan selesai. Sahat terlihat sibuk foto-foto dengan cewek-cewek PMKRI
Tondano. Cengar-cengir. Karena akan ada
rapat AJI Manado, saya pun meninggalkan ajang LKK tersebut.
Senin
26 Maret 2012, saya mengunjungi kawan Philipus Nau di salah satu hotel di Manado.
Philipus sekarang Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mybrat, Papua Barat. Dia Wasekjen
DPC PMKRI Cabang Tondano tahun 1998-1999. Ternyata pagi itu Sahat juga datang ke hotel yang sama. Di restoran,
kita duduk berempat. Saya, Philipus, Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano, Weren
Talia dan Sahat. “Betul yang abang katakan, goal
PMKRI Cabang Tondano adalah bagaimana di MPA nanti sebagai tuan rumah bisa
menyatukan PMKRI,” ujar Sahat dengan mimik serius kepada saya. “Semua sudah
saya sampaikan tadi malam, silahkan tindaklanjuti,” balas saya.
Mobil
jemputan sudah datang. Saya, Philipus, Weren, Maya dan Marini mengantar Sahat
sampai ke bandara untuk selanjutnya pulang ke Jakarta.
Ada
satu pesan yang mau saya sampaikan pada Sahat, bahwa anda tidak bisa mengklaim
dukungan penuh dari cabang-cabang khususnya di Sulawesi Utara, bahwa fakta yang
ada adalah para alumni lebih menginginkan PMKRI itu bersatu ketimbang mendukung
salah satu pihak.
Peristiwa
kedua adalah perdebatan di dunia maya mulai dari 6 tahun lalu di millis PMKRI,
hingga sekarang eranya facebook.
Ada
satu hal yang saya cermati setelah PP PMKRI ini terpecah menjadi dua blok, yang
pertama turunannya Adi Sumbogo, sementara di pihak lain ada hasil MPA Denpasar
dan kini MPA Pontianak yang menghasilkan Parlin Cs. Posisi para penyatu juga
(mungkin) terpecah. Yang jelas-jelas menunjukan keberpihakannya adalah Reza Primahendra,
mantan Ketua Presidium PP PMKRI, yang memihak Adi Cs. Reza selalu mengklaim
pihak ini yang legal, konstitusional, benar, taat asas, serta punya data dan
fakta untuk membuktikan kebenaran mereka. Sementara pihak lain dituntut untuk
bisa membeberkan data dan fakta.
Sabtu
19 Mei 2012, sekitar Pukul 12.13 WITA, saya berada di ruang Redaksi Harian
Metro Manado. Iseng-iseng saya buka website PMKRI, msuk ke bagian MPA. Ada surat-surat
mandat delegasi untuk MPA Medan. Ada salah satu surat mandat di sana dari Cabang
Airmadidi yang ditandatangani Hellen C Palendeng selaku Ketua Presidium DPC
PMKRI Cabang Airmadidi. Saya terhentak. Kaget. Kok bisa..? Saya pun mengungkapkan
hal ini di grup facebook PMKRI Nasional. Tak ada niat sedikitpun untuk
menjatuhkan saudari Hellen, karena dia sahabat saya yang paling baik, juga
paling setia. Dengan “mengorbankan” saudari Hellen, saya ingin menyampaikan
pesan bahwa ternyata dua belah pihak pun tak ada yang bersih. Berikut tanggapan-tanggapan
ungkapan saya di facebook, juga tanggapan dari kawan-kawan termasuk dari Reza
Primahendra.
Yoseph E
Ikanubun: Saya tertarik membuka website PP PMKRI. Ada rubrik tentang MPA, juga
ada dukungan untuk MPA Surakarta, MPA Medan. Ada SK RUAC dari sejumlah cabang
untuk delegasi yang akan hadir di MPA Medan. Saya merinding melihat hal ini.
Ada satu kubu yang selama ini mengklaim diri paling benar, menjunjung tinggi
aturan, perfect, anti manipulasi, tunduk pada AD/ART. Buat Bung Riza
Primahendra, sang pengawal ke...benaran sejati, anti manipulasi, yang selalu
menjunjung tinggi aturan. saya mau tanya, apakah sudah ada perubahan AD/ART
tentang masa keanggotaan PMKRI yang 11 tahun itu..? Kalau belum ada, tolong deh
dicek surat mandat delegasi PMKRI Cabang Airmadidi yang ditandatangani Hellen
Palendeng selaku pimpinan RUAC sekaligus Ketua Presidium PMKRI Cab Airmadidi.
Hellen ini seangkatan saya lho, masuk PMKRI tahun 1998. Juga menjabat bendahara
PMKRI Cab Tondano, saat saya jadi Kapres PMKRI Tondano 2002. Yang perlu
diketahui, lebih dari 6 tahun terakhir PMKRI Airmadidi juga vakum. cek
keanggotaannya. tapi kok bisa hadir di MPA Medan dengan sejumlah
"Purnawirawannya.."Bukankah ini juga manipulasi untuk melegalkan MPA
Medan..? Ini mungkin satu contoh dari sekian kasus yang menimpa cabang
lain...INIKAH KEBENARAN?? INIKAH DATA DANFAKTA YANG SELALU DIBANGGAKAN OLEH
REZA PRIMAHENDRA..??? ckckckckYc
Yunus Situmorang: Klu dapat datanya, tanya saja ke Helen, tunjukkan pada Helen tandatangannya. Jangan sama Riza Primahendra, tidak tepat, kalau itu juga katanya, sama saja, semua katanya. Silahkan datang ke DPC Airmadidi, cari yg namanya Helen, lalu tunjukkan tandatangannya. Tdk usah intel mengintel. Karena nila setitik, bisa rusak susu sebelanga. Sy bukan membela Riza, tetapi tidak tepat tanya ke Riza, tetapi tanya ke Helen yg namanya disebut2. Sdh 7 tahun, tdk ada yg benar, semua punya kelemahan. Usul saya, itu KP yg dua orang, kumpul, bikin MOU Persatuan. Kalau mereka mau, pasti bisa. Kecuali mereka berdua, sdh seperti kucing dgn anjing, sampai dunia kiamat, tdk kan damai. Mau damai, lakukan perdamaian. Jangan cari menang sendiri, egoisme. Hilangkan egoisme itu. Pakai hati, bukan main otak terus. DAMAILAH PMKRIKU.
Dedy Putu Wijaya:
Hmmm.... Trnyata masih ada polemik juga..hehehe... Mari menyambut Dirgahayu
PMKRI ke-65..
Yoseph E
Ikanubun: Yunus Situmorang, saya tak perlu datang ke airmadidi untuk cari
Hellen. dia sahabat saya, dan saya tahu persis. kenapa saya
"menyerang" Reza, karena selama ini dialah yang selalu mengklaim
kebenaran ada di kubu Adi yang turunannya sekarang Sahat. saya bukan intel
mengintel, tapi sekadar beberekan sedikit fakta pada mereka yang selama ini
klaim berada di garis kebenaran.
Riza Primahendra:
Hehehe yoseph panas juga ya, fungsi penyatu adl dorong anggota PMKRI taat asas,
bukan bela siapa. Bila memang ada yg tdk benar di DPC Airmadidih silahkan
Yoseph bantu utk bereskan, mgk cabang vakum, dukung mereka utk aktif lagi.
Sederhana kan?
Yoseph E
Ikanubun: tidak sesederhana itu bung
riza..selama ini saya ikuti terus perkembangan di grup fb. bagaimana anda
selalu berada di garis terdepan untuk mengungkap kebenaran berdasarkan fakta,
dan data. mempertanyakan keabsahan MPA di Denpasar, Pontianak. anti manipulasi,
semua berdasarkan aturan main, selalu berada di pihak yang benar. salah satu
ukurannya adalah mandat RUAC untuk delesasi MPA. namun ini contoh kecil yang
secara kebetulan saya temukan, bagaimana menghadirkan cabang yang pengurus dan
anggotanya sudah habis masa keanggotaan. bahkan sudah vakum lebih kurang enam
tahun. kenapa mereka dihadirkan..? Hanya untuk memenuhi kuorum agar MPA Medan legal.
Inikah sebuah perjuangan nilai kebenaran, menegakkan aturan yang selalu anda
kampanyekan...? Persoalan cabang itu vakum, dan perlu diaktifkan lagi, itu
persoalan lain. Tapi keabsahan mereka untuk mendukung MPA Medan itu yang patut
dipertanyakan. mau lebih detail lagi..? saya punya pengakuan ybs terkait
keikutsertaannya di Medan. so..jangan sok benar, sok taat aturan, sok
bersih....
Riza Primahendra:
Para penyatu tdk terlibat dlm proses MPA, tugas mereka ingatkan utk ikuti
AD/ART. Bahwa undangan MPA disebar dan dihadiri cabang yg tdk aktif, rasanya
itu tugas panitia dan PP. Bila ternyata ada penyimpangan, ayo kita semua
ingatkan dan perbaiki. Jangan sampai tidak ikuti AD/ART juga kalau salah tidak
mau diingatkan. Sekarang utk bersatu, silahkan para anggota cermati AD/ART dan
periksa pelaksanaan MPA di yogya, denpasar, pontianak, dan medan. Ambil
langkah2 utk bersatu atas dasar itu. Soal bukti dan pengakuan, bukankah sejak
jayapura sudah banyak? Apa sikap kita? Apakah karena itu kawan sy lalu tutup
mata? Jelasnya para anggota ayo jangan lelah berusaha bersatu dgn benar, para
penyatu ayo motivasi dan ingatkan anggota utk terus maju dan taat asas.
Yoseph E
Ikanubun: Ini satu bukti bahwa MPA Medan pun cacad hukum. sehingga tidak ada
pihak yang bisa klaim dia paling benar, menjunjung tinggi AD/ART, sementara
pihak lain ilegal, liar atau inkonstitusional. bukan sekadar ingatkan dan
perbaiki, tapi sekarang kepengurusan itu juga sudah terbentuk atas sebuah
proses yang cacad hukum. dualisme kepemimpinan di PMKRI hanya didorong rasa
gengsi dan merasa diri paling bersih dan benar. Tapi sekarang hendaklah semua
pihak buka mata, bahwa "gerbong" Riza Primahendra juga bermain dengan
cara yang kotor.
Riza Primahendra:
Hehehe..ini masalah yg aktif, kalau satu cabang tdk bisa dihitung, berapa
cabang yg lain hadir dan sah? Sebaiknya cari data yg lengkap deh..hehehe..
Rafael Sng: Mengutip statment : "surat mandat
delegasi PMKRI Cabang Airmadidi yang ditandatangani Hellen Palendeng selaku
pimpinan RUAC sekaligus Ketua Presidium PMKRI Cab Airmadidi".Coba pahami
lebih cermat, TIDAK ADA MANIPULASI pd kasus ini.Perkara seseorang di cabang
masih diberi "kesempatan" utk turut andil dlm aktivitas Perhimpunan
adalah wajar saja.Yg jelas tdk boleh / salah adalah jika ybs DICABUT / PERNAH
DIBERHENTIKAN keanggotaannya.Faktanya SK RUAC Cab. Airmadidi yg
"bicara" sendiri bahwa delegasi tsb adalah SAH,termasuk jk benar sdr.
Hellen C Palendeng menjabat Ketua Presidium maka adalah Konstitusional, jk
memang beliau diangkat oleh RUAC & blm digantikan / diberhentikan
(RUAI). Perkara jk seseorang
bertahun2 menjabat / masih dipercayakan suatu tugas (misal menjadi delegasi)
oleh Cabangnya adalah SAH- SAH sj & itu adalah OTORITAS Cabang tsb.&
kondisi sprti ini adalah DINAMIKA masing2 Cabang,& berdasarkan prinsip
KESETARAAN antar Cabang, Cabang lain tdk selayaknya malah
"mejengkali" kondisi yg mprihatinkan tsb.Adalah lbh bijaksana jk sdr2
dr Cabang terdekat JUSTRU membantu mendorong regenerasi Cabang tsb sbg bentuk
kepedulian thdp sdr2nya, BUKAN MALAH "MENGUMPAT" keadaan
mereka.Manipulasi itu misalkan : suatu Cabang tdk pernah menyatakan (berdasrkan
SK) mengirim delegasi, malah tiba2 ada org yg pergi ngaku2 dr Cabang
tsb.kejadian sprti pernah dialami PMKRI Cabang Sorong.
Riza Primahendra:
By the way, gerbong sy 3 namanya asti, aksa, dan adibrata, kalau ke jkt sy
kenalin mereka. Soal kuorum mari semua rujuk ke AD/ART. Soal cabang bermasalah
ayo diperbaiki bersama-sama. Sdh tdk waktunya kita terjebak dlm power block,
tugas PMKRI segera didik kader muda yg taat asas dan punya sikap. Salam juang.
Hendrikus Ara:
bung Rafael Sng..sepakat dengan apa yg di sampaikan mu terkait mandat delegasi
cbg air madidi..dalam SK RUAC yang sah dari cabng bersangkutan yang di terima
panitia MPA. telah menunjukan adanya legalitas formal secara konstitusional
dari apa yang sudah tersirat dan tersurat dari SK delegasi tersebut. sehingga
tdk ada manipulasi ats data dan fakta. soal keanggotaan dan jabatatan kembali
pada otoritas cabang sesuai kondisinya. bung Yosep Ikanubun terimaksih ats
informasi dan klarifikasinya. bung Rafael, seprtinya ada yang sedang mencari
kesalahn kecil untuk menutupi kebobrokanya tapi sayang tak ada cela dan dasar
untuk itu..salam juang !!!
Yunus
Situmorang: Maaf, Yoseph E Ikanubun,
masuk PMKRI tahun berapa dan di Cabang manakah? Anda belakangan ini rada aktif
di Grup ini. Tks. Itu,2 KP PP, suruh ke Bandung, sy kasih jalan mempersatukan
PP PMKRI.Soal DPC Airmadidi. Apakah ada SK penonaktifan mereka? Apakah dlm AD
ART, ada syarat datang MPA, harus aktif berdasarkan syarat apa? Logikanya, hari
ini, siapapun sbgi KP DPC, masih bisa melaksanakan RUAC untuk menghadiri MPA,
mereka sah. Kalau Yoseph, kenal baik dgn Hellen, lalu Hellen mengatakan dia
membuat Mandat tidak legal/tdk sah dari DPC Airmadidi , lalu surat mandat tdk
legalnya, Hellen berikan kepada Yosephkah? Saran sy, sudahilah debat soal sah
dan tdk sah. Berkali2 kukatakan, dua2nya perlu dibahas, kalau perlu
diPengadilan. tetapi siapa yg mau, dan untuk apa?Mari kita buat persatuan, coba
kita fokus, agar 2 KP PP ini bisa bersatu. Selama mereka jadi boneka dari
teman2nya, persatuan jauh dari harapan. Tks.
Hendrikus Ara:
bung Yunus Situmorang saya salut dan sepakat dengan ide penyatuan yang sllu di
gelorakan bapa.. saya mendapat informasi bawa Yohanes Sahat telah mengutus
pengurusnya utuk bertemu teman2 di bandung untuk berbicara tentang proses ini.
jika benar inilah yang harus terus di dorong. itikad baik untuk bersatulah yg
harus terus di galakan di forum sprti ini, banyak yg suka berkoar di dunia maya
tapi di ajak brtemu untuk duduk bersama sangat sulit. salam hormat ku..
Yunus
Situmorang: Betul, mereka datang, sy pas
lagi di Medan. Maret lalu. Jadi belum ketemu. Tetapi mereka beberapa hari sdh
bicara2 dgn DPC Bandung. Sy sungguh, mengharapkan mereka berdua Parlin dan
Sahat mau menemui sy. Sy sdh janjikan ongkos mereka Jkt Bdg pp kutanggung, satu
hari di Bandung, urusan sy. Mereka bisa tidur di rumah sy/ di Margasiswa Bdg.
Sy jamin, klu mereka mau, bakal persatuan bisa terujud. Mudah, tdk merugikan
siapa2. Hilangkan egoisme. Jangan mencari kebenaran sendiri2 lagi. Tinggalkan
masa lalu, mari rebut masa depan yg lebih baik. Tks.
Hendrikus Ara:
bung Yunus..luar biasa demikian..saya jamin 1000 persen kalau undangan ini akan
di hadiri Yohanes sahat..tinggal menunggu konfirmasi dari Parlin. saya janji
untuk antarin yohanes sahat ke bandung..karna menurutnya rekonsiliasi adalh
spirit yg lahir di MPA medan dan itulah kehendak cabang yg di embannya.
Yunus Situmorang:
Mereka berdua, harus datang pada hari yg sama. Sebab, sy tdk mau berbicara
satu2. Kalaupun jalannya berbeda, tetapi tempat sy yg dituju, adalah satu.
Mereka kontak HP sy. Minta nomor sy kepada KP DPC Bdg, Yunus Sipahutar.
Ditunggu.
Yoseph E
Ikanubun: Riza Primahendra , mantan Ketua Presidium PP PMKRI, Yang lebih
tinggi AD/ART atau SK RUAC...? Jika masa anggota biasa masih tetap 11 tahun,
apakah sah seseorang yang sudah lewat keanggotaan (biasa) masih bisa bertindak
sebagai Ketua Presidium, memimpin RUAC untuk menetapkan delegasi...? jadi
seorang yang sudah lewat masa kepengurusan dan keanggotaannya bisa datang ke
MPA bila mendapat mandat RUAC...? Kalau demikian, kakek saya juga bisa diutus
dong jadi delegasi PMKRI Cabang dalam MPA di Medan. Kalaupun Ada bukti
administratif berupa surat mandat itu, tapi apakah ada bukti faktualnya bahwa
RUAC untuk menentukan delegasi itu dilakukan..? Kondisi cabang yang mati suri
bahkan vakum, coba cek berapa jumlah anggotanya..? tiba-tiba hadir di Medan
untuk melegalkan MPA..? ckckckckck... Yunus Situmorang, saya masuk kuliah tahun
1995, masuk PMKRI tahun 1998. Menyelesaikan semua jenjang pendidikan formal di
PMKRI mulai dari Tondano sampe Bogor hingga tahun 2001. tahun 2002 terpilih
jadi Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Tondano. tahun 2006, habis masa
keanggotaan.
Yoseph E
Ikanubun: khusus untuk Riza Primahendra, teruslah mengkampanyekan tentang
kebenaran data dan fakta, tapi kau cek kembali adik2 yang kau backup, mereka
juga tidak bersih
Riza Primahendra:
Hehehe...teman2, sudah tdk waktunya masuk dlm power block, kita semua perlu
back up komitmen utk taat asas (AD/ART dan 3 benang merah). Yg penting bukan
siapa yg sempurna tapi berupaya utk menjadi sempurna. Dlm konteks PMKRI adl
mengupayakan sejauh mungkin taat asas. Media social memungkinkan kita setiap
saat berkomunikasi dan temukan kesalahan. Bila itu terjadi, mari akui dan
bersama upayakan perbaikan. Semangat ini yg hrs kita bangun. Inilah pondasi
persatuan. Ayo terus berjuang utk niat baik!
Dolok Agung: Oh,
jadi Helen itu seangkatan dengan bang yosep?? Kok bisa ya! Vakum lebih dari 6
tahun. Siapa ya yg minta dia utk lakukan hal bertentangan dgn AD/ART?? Kok mau
ya?? Waktu MPA jogja siapa yg tandatangani ya, kan dalam kondisi vakum??? Apa
sekedar seperti yg di bilang rafael sng yg dimaksud dengan manipulasi???Mas
riza bukannya dukung penuh, kok mulai belok statementnya? Kemarin2 bukannya
mengatakan Medan sah?? Bang yunus baik benar loh... Kenapa tidak mencoba
mempertemukan semua cabang yg ada?? Kok hanya terbatas mempertemukan 2 orang
ini?? Memang menurut bang yunus mereka cocok di pertemukan?? Kenapa ga di
balik, ekskomunikasikan saja mereka, berangkat dari cabang?
Yunus Situmorang:
Mengkondisikan 2 orang saja, setengah mati. Apalagi mengkondisikan semua
cabang, matilah. Hahahaha. Dolok Agung, harus dimulai buat MOU dari 2 orang KP
ini. Kita buat Program. Hasil akhirnya Persatuan. TIDAK MERUGIKAN SIAPA2.
TETAPI AKHIRNYA BISA BERSATU. Apa sih sulitnya, kalau bawa EGO, susah.
Yoseph E Ikanubun: Rafael Sng, kau tak
perlulah memainkan logika2 seperti itu. seseorang menjadi ketua presidium itu
jika dia terdaftar sebagai anggota biasa. masa keanggotaan (biasa) 11 tahun.
kalau sudah lewat, apa dia masih bisa jabat ketua presidium..? kalau dia
menjabat di masa kedaluwarsa itu, apa produk yang dilahirkan termasuk ketetapan
RUAC juga bisa disahkan..? Bukankah keanggotaan, juga kepengurusannya sudah
kedaluwarsa..? Ingat nggak, dulu yang dipersoalkan adalah saat Tommy Djematu
yang terpilih Ketua Presidium PP PMKRI katanya tidak lagi aktif kuliah. Kali
ini bukan tidak aktif kuliah, tapi dah lewat masa keanggotaan. Dolok Agung, ya
betul dia seangkatan saya. dan bendahara DPC PMKRI Cabang Tondano, saat saya
jabat ketua presidium. Persoalan ini saya angkat untuk mau membuka mata kita,
bahwa kita semua tak lepas dari kesalahan.ketika kita menyadari bahwa kita
sama2 sudah tidak taat asas, maka tidak ada lagi pihak yang merasa paling
benar. dan pada titik ini proses rekonsiliasi bisa dibangun. dan kenapa saya
tujukan lebih banyak kepada mas Riza Primahendra, karena saya cermati selama
ini dia orang yang paling banyak berkoar untuk menjunjung tinggi kebenaran,
kejujuran, aturan dll. Saya sepakat ini. Tapi bahwa dia selalu membela satu
pihak, (Adi Sumbogo Cs) karena menurut dia pihak itu yang taat asas dengan data
dan fakta, satu "contoh kecil" l ini mau menunjukan bahwa ternyata
kubu Adi Cs yang turunannya Sahat, juga tidak taat asas karena lahir lewat
suatu proses yang cacad hukum. Bahwa saat ini sudah ada upaya untuk
mempersatukan dua kubu seperti disampaikan kawan Yunus Situmorang, juga teman2
yang lain, entah dua kapresnya dulu yang bertemu, lantas cabang2 atau gimana,
saya pribadi sangat mendukung. cuma untuk satu alasan, penyatuan kembali PMKRI.
Yunus Situmorang:
Sudahlah, capek kita mendiskusikan SAH dan TIDAK SAH. Suruh 2 orang KP PP itu
ketemu sy dulu di Bandung. Travel pp Jakarta -Bandung kubayarin. Nginap di
Bandung kukasih GRATIS, GRATIS. Mereka datang dalam satu hari yg sama, dgn
tempat pertemuan, satu, tempat saya. Apa lagi.?????? Eeeeh LOJA.
Thomas Sembirink:
Saya dukung Amang Yunus Situmorang. Mencari kesalahan tentulah banyak sekali.
Sekarang siapa yang punya kehendak baik untuk menyelesaikan dan mengakui
kesalahan saja. Saat saya ke Bandung saya bisa merasakan hal yang sama yang
kami hadapi di Cabang bahwa tantangan menjaga eksistensi PMKRI sudah kian
berat. Jangan kita anggap remeh semua kondisi ini. Apa yang kami sharekan di
Bandung adalah gambaran PMKRI di semua tempat. Bersatu kita membuka masa lalu
untuk melihat titik temu pelajaran bersama, dan bersatu kita membawanya sebagai
bekal menuju masa yang akan datang. Lebih Cepat Lebih Baik atau tidak sama
sekali. Hehhe
Tulisan
saya ini sebenarnya ingin dirampungkan saat Dies Natalis PMKRI 25 Mei lalu,
namun karena padatnya kerjaan maka molor beberapa hari. Saya melihat sudah ada
upaya untuk penyatuan PMKRI ini. Terkuaknya cacad MPA Medan ini satu hal kecil
mungkin. Tapi setidaknya, pihak yang kemarin-kemarin merasa diri paling benar
kini mulai menyadari bahwa mereka juga tak luput dari kesalahan. Kesadaran ini
penting untuk menghilangkan arogansi, dan kembali “turun ke bumi.” Membuka diri
untuk upaya rekonsiliasi. Untuk PMKRI Tondano yang katanya menjadi tuan rumah
MPA tahun 2014, seperti pesan saya dalam sambutan saat LKK lalu, menyukseskan
sebuah MPA dan merebut posisi strategis di PP PMKRI itu tidaklah sulit. Tapi
bagaimana membuat MPA itu menjadi ajang rekonsiliasi PMKRI itu sebuah
tantangan. Jika hanya mengejar suksesnya MPA, masuk PP PMKRI, sementara
dualisme kepengurusan tetap terjadi maka saya katakan bahwa PMKRI Cabang
Tondano gagal dan ikut merawat dualisme kepemimpinan PP PMKRI. Maka di tahun
2014 mendatang, kita akan kembali merayakan Dies Natalis PMKRI ke-67(8). Petra...!!! (***)
sampai capek saya baca bung...haha
BalasHapushaha...
Hapushormat abang...!
BalasHapusHehehehe
BalasHapus