SAMPAI
tadi malam, Selasa 22 Januari 2013, saya
masih diliputi kebingungan. Apa yang salah dari sebuah surat untuk meminta
ketegasan para anggota organisasi untuk menentukan sikapnya. Bukankah hal yang
wajar, bahwa semua anggota dari organisasi yang punya aturan jelas harus tunduk
pada aturan itu?
Cerita berawal ketika hampir enam bulan saya
memimpin organisasi profesi ini, sejumlah kawan-kawan satu organisasi juga
memilih untuk rangkap keanggotaan di organisasi lain. Yang menurut aturan hal
tersebut tidak diperbolehkan. Secara tersirat selalu saya sampaikan hal ini,
agar mereka yang rangkap keanggotaan bisa memilih, A atau B. Tidak bisa A dan B
sekaligus. Target saya di awal Januari 2013 status rangkap keanggotaan ini
harus tuntas. Gayung bersambut. Rencana saya ini ternyata sejalan dengan
keputusan induk organisasi untuk melakukan penertiban keanggotaan ganda di
organisasi profesi jurnalis. Surat edaran dari pengurus pusat pun kami terima
melalui email. Pengurus di tingkatan kota menindaklanjutinya dengan mengundang
rapat. Surat undangan rapat diberikan secara tertulis dan melampirkan
pernyataan apakah tetap di A atau pindah ke B, C, dan lainnya.
Saya tidak menduga ketika ternyata surat ini
ditanggapi dari sudut pandang yang berbeda oleh organisasi B. “Yang saya berikan
adalah pilihan, memilih A atau B. Karena aturan di A sangat jelas, tak boleh
rangkap keanggotaan. Toh saya juga tidak menahan para anggota untuk tetap
memilih A. Semua memilih sesuai hati nurani,” pikir saya.
Momentum rapat di akhir pekan lalu mendadak buat
saya kaget. Kok reaksinya seperti itu? Sampai-sampai melakukan hal yang menurut
saya tidak sesuai dengan etika berorganisasi.
Perbedaan bendera organisasi tidak membuat
persahabatan dan komunikasi yang terbangun selama ini jadi terpisah atau hambar.
Keanggotaan harus satu. Harus memilih. Tapi kita bisa bergerak bersama, dengan
bendera yang berbeda, untuk satu tujuan profesi.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar