Jumat, 06 Juli 2012

PMKRI Sebagai Organisasi Belajar


ENTAH hanya karena kebetulan saja, namun yang pasti ini untuk kali kedua saya diminta untuk menjadi pemateri dalam acara yang digelar Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) untuk materi yang sama yakni, PMKRI Sebagai Organisasi Belajar. Tidak secara teoritis saya menyampaikan materi ini, tapi lebih banyak terkait pengalaman 14 tahun ada bersama perhimpunan, memotivasi kader-kader muda, sekaligus merangsang mereka untuk bagaimana berproses dan belajar dalam berbagai kegiatan PMKRI. 

Hari ini, Minggu 24 Juni 2012. Saya harus bangun pagi untuk merampungkan materi yang akan disampaikan di kegiatan Masa Bimbingan (Mabim) PMKRI Cabang Manado pada 12.00 WITA siang nanti. Dengan kondisi badan yang masih capek akibat sehari sebelumnya sibuk dengan pelatihan jurnalistik dan pertandingan sepakbola bersama Mudika Pineleng, saya coba untuk membuka satu demi satu catatan serta referensi untuk menyusun materi. Saya teringat, materi dengan judul yang sama juga pernah saya sampaikan dalam Mabim PMKRI Cabang Tondano, beberapa waktu lalu. tidak ada memang kajian secara teoritis, namun kebersamaan saya selama 14 tahun di PMKRI baik dalam kapasitas sebagai anggota biasa, pengurus, maupun anggota penyatu, itulah yang saya refleksikan dalam sebuah tulisan yang saya muat di blog pribadi. “Praktisnya, tinggal buka blog saja saat presentase materi,” pikir saya.
Pukul 11.00 WITA. Seseorang menelpon saya. Belum sempat tuntas pembicaraan itu, pembicaraan terputus. Meski demikian, bisa saya pastikan dia adalah salah satu panitia yang ingin memastikan kedatangan saya untuk membawakan materi itu. “Ya, senior. Materinya jam 12.00 WITA. Fanny.”  Tulis Fanny, Ketua Presidium PMKRI Cabang Manado dalam SMS-nya.
Saya sempat singgah dulu untuk ngopi di salah satu rumah kopi di Jalan Sam Ratulangi. Pukul 11.55 WITA, saya sudah tiba di Sekretariat PMKRI Cabang Manado. Beberapa panitia menyambut saya. Tak lama kemudian Fanny datang. “So mo mulai Fan..,” tanya saya sambil melirik angka di jarung jam yang sudah menunjukan pukul 12.05 WITA. “Sedikit lagi senior. Tarik napas dulu,” ujar Fanny. “Apa ada LCD. Biar nanti saya buka blog saja, karena ada beberapa tulisan yang terkait,” ujar saya. “Ada senior,” balas Fanny.
Beberapa menit berselang, saya sudah duduk berhadapan dengan tak kurang dari 15 peserta Mabim PMKRI Cabang Manado. Seorang mahasiswi cantik bertindak sebagai moderator. Menyodorkan selembar kertas kepada saya untuk mengisi biodata. Setelah diisi, kertas tadi saya kembalikan. Dia pun mulai dengan pengantar tentang materi, sekaligus memperkenalkan saya.
Tak kurang dari 20 menit berjalan, saya memberikan beberapa pokok pikiran sesuai dengan tema materi yang disodorkan. Penekanan saya jelas, pendidikan itu harus membebaskan, memerdekakan orang untuk berpikir. “PMKRI adalah sebagai tempat kita belajar mengasah dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki. Belajar dalam suasana yang menyenangkan, dengan proses yang dialogis, tanpa ada indoktrinasi. Apalagi pemasungan terhadap kemerdekaan berpikir dan berpendapat,” tegas saya.
Sesi diskusi dan tanya jawab, belasan peserta awalnya agak pasif. Namun akhirnya suasana mencair. Bahkan hampir semua peserta mengajukan pertanyaan dan tanggapan. Saya senang, kader PMKRI kritis, cerdas, berani mengungkapkan pendapat. “Tugas kita bersama adalah menjaga label PMKRI sebagai organisasi kader yang berkualitas,” ujar saya.
Tak terasa, waktu yang dialokasikan sudah habis. Seharusnya dari pukul 12.00-13.00 WITA. Namun banyaknya tanggapan membuat sesi ini rampung di pukul 13.45 WITA. Beberapa mahasiswa rupanya masih belum puas dengan materi yang diberikan. Sambil menikmati makan siang, kami kembali berdiskusi tentang berbagai hal di PMKRI. Termasuk tentunya dualisme kepemimpinan di PP PMKRI. “Kita semua inginkan PMKRI ini bersatu,” ujar saya yang juga diiyakan puluhan kader PMKRI Cabang Manado.
Hari beranjak sore. Ketika saya harus minta diri untuk kembali ke kantor. Jam deadline sudah menanti. Selamat untuk PMKRI Manado. Selamat mendidik manusia merdeka. Petra...! (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar