Kamis, 26 Januari 2012

Dr Mariana Rengkuan MPd, Hattrick Cumlaude




USIA muda tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi di berbagai bidang, termasuk dunia akademik. Hal ini dibuktikan oleh Mariana Rengkuan yang berhasil meraih gelar doktor di usia yang relatif muda, yakni 31 tahun.
Selasa (10/01) kemarin, dia berhasil meraih gelar doktor dengan mempertahankan disertasinya yang berjudul,  “Variasi Gen Hormon Petumbuhan Sapi Peranakan Ongole di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari dan Perusahan Daerah Pasuruan Sebagai Media Pembelajaran Materi Pengenalan Teknik Analisis Biologi Molekuler.”



Wanita cantik kelahiran Tataaran 05 Maret 1980 ini berhasil meyakinkan sepuluh penguji untuk untuk meraih predikat cumlaude  di Universitas Negeri Malang. “Ucapan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus yang telah memberi hikmat dan kepandaian, sehingga segala berkat-berkat dapat saya terima sepanjang hidup saya. Juga buat orang tua dan keluarga besar Datu-Rengkuan yang telah mendukung dan memberi motivasi bagi saya, teristimewa suami tercinta Christian Victor Datu, SE, MSA, Ak. Juga buat para pembimbing yang hebat, Prof  Dr A D Corebima, MPd dan Prof Dr Sutiman B  Sumitro, MS, D.Sc, serta Dr  Agr Moh Amin, M.Si,” ujar Ine, sapaan akrabnya.
Masuk bangku kuliah di Jurusan Biologi FMIPA Unima tahun 1999, Ine meyelesaikan pendidikan S1-nya di tahun 2003. Pada tahun 2005 diangkat sebagai staf pengajar di Jurusan Pendidikan Biologi, Unima. Selanjutnya, dia meneruskan studi S2 di Universitas Negeri Malang, dan menyelesaikannya di tahun 2009. Tak berhenti sampai di situ, Ine melanjutkan studinya di perguruan tinggi yang sama. Setelah menempuh pendidikan selama 2 tahun 5 bulan, Ine akhirnya berhasil meraih gelar doktor. Hebatnya lagi, pendidikan S1, S2 dan S3 diselesaikannya dengan menyandang predikat cumlaude. Dengan demikian, Ine mencetak hattrick  cumlaude  ketika menempuh studi S1, S2 dan S3.    
Selama melajutkan studi S2 dan S3 di Malang, Ine juga terlibat dalam beberapa kegiatan  ilmiah, seperti pemakalah di seminar nasional dan internasional. Bebarapa tulisan yang dimuat di jurnal nasional, antara lain: Isolasi DNA Sapi PO Berdasarkan Metode saltingout, Merancang Primer Gen Hormon Pertumbuhan Sapi Berbasis Bioinformatika,Variasi Fenotip dan Genotip Sapi Peranakan Ongole di BBIB Singosari Berdasarkan Pemotongan Enzim Retriksi, Eutanasia dalam perspektif Hukum dan Agama, Pengolahan Sampah Organik berbasis Teknologi Fermentasi dan Pendidikan Kultural. Selain itu, juga empat artikel dimuat dalam  international proceedings.
Terkait penelitian yang dilakukannya, Ine mengungkapkan, termasuk unik karena menggabungkan dua tahapan penelitian.”Penelitian tahap pertama merupakan suatu kajian pada tingkat gen, bertujuan untuk memperoleh sapi unggul yang didasarkan pada sifat ekonomis dari sapi tersebut, sehingga masyarakat peternak tidak saja mengukur keunggulan sapi dari sifat fenotip (teramati) tapi sampai pada tingkat gen pengontrol sifat yang diinginkan. Karena kita tahu bersama sifat fenotip tidak diturunkan kepada keturunan,” papar Ine saat menghubungi METRO, kemarin.      
Sementara pada penelitian tahap kedua, lanjut Ine, merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengemas proses penelitian pada tahap pertama (kajian pada tingkat gen) menjadi sebuah media belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen dalam  mempelajari materi Teknik Analisis Biologi Molekuler.
Terkait gelar yag diraihnya, Ine dengan rendah hati kembali menyampaikan terima kasihya kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Terimakasih atas bimbingan dan teladan bagi saya untuk menjadi seorang pencerah, dan media belajar yang hidup bagi anak didik,” pungkas Ine.(yoseph ikanubun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar