USIA muda tidak
menghalangi seseorang untuk berprestasi di berbagai bidang, termasuk dunia
akademik. Hal ini dibuktikan oleh Mariana Rengkuan yang berhasil meraih gelar
doktor di usia yang relatif muda, yakni 31 tahun.
Selasa (10/01)
kemarin, dia berhasil meraih gelar doktor dengan mempertahankan disertasinya
yang berjudul, “Variasi Gen Hormon
Petumbuhan Sapi Peranakan Ongole di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari dan
Perusahan Daerah Pasuruan Sebagai Media Pembelajaran Materi Pengenalan Teknik
Analisis Biologi Molekuler.”
Wanita cantik kelahiran Tataaran 05 Maret 1980 ini berhasil meyakinkan sepuluh penguji untuk untuk meraih predikat cumlaude di Universitas Negeri Malang. “Ucapan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus yang telah memberi hikmat dan kepandaian, sehingga segala berkat-berkat dapat saya terima sepanjang hidup saya. Juga buat orang tua dan keluarga besar Datu-Rengkuan yang telah mendukung dan memberi motivasi bagi saya, teristimewa suami tercinta Christian Victor Datu, SE, MSA, Ak. Juga buat para pembimbing yang hebat, Prof Dr A D Corebima, MPd dan Prof Dr Sutiman B Sumitro, MS, D.Sc, serta Dr Agr Moh Amin, M.Si,” ujar Ine, sapaan akrabnya.
Wanita cantik kelahiran Tataaran 05 Maret 1980 ini berhasil meyakinkan sepuluh penguji untuk untuk meraih predikat cumlaude di Universitas Negeri Malang. “Ucapan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus yang telah memberi hikmat dan kepandaian, sehingga segala berkat-berkat dapat saya terima sepanjang hidup saya. Juga buat orang tua dan keluarga besar Datu-Rengkuan yang telah mendukung dan memberi motivasi bagi saya, teristimewa suami tercinta Christian Victor Datu, SE, MSA, Ak. Juga buat para pembimbing yang hebat, Prof Dr A D Corebima, MPd dan Prof Dr Sutiman B Sumitro, MS, D.Sc, serta Dr Agr Moh Amin, M.Si,” ujar Ine, sapaan akrabnya.
Masuk
bangku kuliah di Jurusan Biologi FMIPA Unima tahun 1999, Ine meyelesaikan
pendidikan S1-nya di tahun 2003. Pada tahun 2005 diangkat sebagai staf pengajar
di Jurusan Pendidikan Biologi, Unima. Selanjutnya, dia meneruskan studi S2 di
Universitas Negeri Malang, dan menyelesaikannya di tahun 2009. Tak berhenti
sampai di situ, Ine melanjutkan studinya di perguruan tinggi yang sama. Setelah
menempuh pendidikan selama 2 tahun 5 bulan, Ine akhirnya berhasil meraih gelar
doktor. Hebatnya lagi, pendidikan S1, S2 dan S3 diselesaikannya dengan
menyandang predikat cumlaude. Dengan
demikian, Ine mencetak hattrick cumlaude ketika menempuh studi S1, S2 dan S3.
Selama
melajutkan studi S2 dan S3 di Malang, Ine juga terlibat dalam beberapa
kegiatan ilmiah, seperti pemakalah di
seminar nasional dan internasional. Bebarapa tulisan yang dimuat di jurnal
nasional, antara lain: Isolasi DNA Sapi PO Berdasarkan Metode saltingout, Merancang Primer Gen Hormon
Pertumbuhan Sapi Berbasis Bioinformatika,Variasi Fenotip dan Genotip Sapi
Peranakan Ongole di BBIB Singosari Berdasarkan Pemotongan Enzim Retriksi,
Eutanasia dalam perspektif Hukum dan Agama, Pengolahan Sampah Organik berbasis
Teknologi Fermentasi dan Pendidikan Kultural. Selain itu, juga empat artikel
dimuat dalam international proceedings.
Terkait
penelitian yang dilakukannya, Ine mengungkapkan, termasuk unik karena
menggabungkan dua tahapan penelitian.”Penelitian tahap pertama merupakan suatu
kajian pada tingkat gen, bertujuan untuk memperoleh sapi unggul yang didasarkan
pada sifat ekonomis dari sapi tersebut, sehingga masyarakat peternak tidak saja
mengukur keunggulan sapi dari sifat fenotip (teramati) tapi sampai pada tingkat
gen pengontrol sifat yang diinginkan. Karena kita tahu bersama sifat fenotip tidak
diturunkan kepada keturunan,” papar Ine saat menghubungi METRO, kemarin.
Sementara
pada penelitian tahap kedua, lanjut Ine, merupakan penelitian pengembangan yang
bertujuan untuk mengemas proses penelitian pada tahap pertama (kajian pada
tingkat gen) menjadi sebuah media belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa
dan dosen dalam mempelajari materi
Teknik Analisis Biologi Molekuler.
Terkait
gelar yag diraihnya, Ine dengan rendah hati kembali menyampaikan terima kasihya
kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Terimakasih atas bimbingan dan
teladan bagi saya untuk menjadi seorang pencerah, dan media belajar yang hidup
bagi anak didik,” pungkas Ine.(yoseph
ikanubun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar