KONGRES
Nasional Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang digelar di Rocky
Hotels, Jumat (28/11) kemarin, berlangsung seru khususnya saat agenda laporan
pertanggungjawaban (lapjab) Pengurus AJI Indonesia Periode 2011-2014 yang
disampaikan langsung Ketua Umum, Eko Item Maryadi.
Setelah melalui perdebatan
panjang yang diiringi masukan, kritikan, akhirnya 36 AJI Kota menerima lapjab
tersebut.
Dalam
pemaparannya, Item menyampaikan bahwa, kepengurusan AJI di awalnya tidak
berjalan mulus, akibat kongres AJI di Makasaar 2011. Namun, lanjut dia, AJI
harus terus bergerak dan berlari. Langkah-langkah yang sudah dilakukan antara
lain terkait kesejahteraan jurnalis termasuk contributor dan koresponden.
Secara konkrit, kata Item, pertama melakukan kajian menyusun rumusan ideal yang
harus dilakukan, selanjutnya melakukan dialog ke pimpinan media masa. Hal lain
yang dilakukan adalah, melakukan lobi dengan lembaga terkait seperti Kemenaker,
Dewan Pers, dan juga organisasi serikat pekerja media termasuk menyusun draft
kontrak kerja dengan media. “Namun kami menyadari bahwa upaya memperjuangkan
kesejahteraan serta melakukan perlindungan kepada jurnalis bukan pekerjaan yang
mudah. Kami mengakui perjuangan itu belum maksimal,” papar Item.
Sedangkan
dari aspek penguatan AJI Kota, menurut Item, pihaknya selama tiga tahun ini
berupaya keras dengan mendistribusikan program kerja ke AJI-AJI Kota. “Dengan
program kerja yang terdistribusi ke AJI Kota, maka kapasitas anggota diharapkan
meningkat,” papar Item.
Sementara
itu terkait jumlah anggota, ungkap dia, hingga akhir tahun 2014 tercatat
sebanyak 1927 orang yang tersebar di 37 kota di Indonesia.
Setelah
menyampaikan lapjab, pimpinan Sidang Kongres Aryo Wisanggeni melanjutkan agenda
dengan mendengarkan pandangan dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan
Pertimbangan Organisasi.
Selain BPK
dan BPO, pemandangan umum juga disampaikan oleh AJI-AJI Kota, termasuk delegasi
dari AJI Manado yang dipimpin Ketua Yoseph E Ikanubun, Sekretaris Ishak Kusrant
dan Koordinator Divisi Advokasi Agustinus Hari, serta calon anggota, Julkifly
Madina.
Setelah Item
menyampaikan lapjab terkait program kerja, giliran Sekjen Suwarjono
menyampaikan laporan keuangan selama tiga tahun. Menariknya, Suwarjono
mengungkapkan bahwa, di akhir kepengurusan mereka, dana yang ditinggalkan untuk
pengurus periode berikutnya sebesar Rp11,6 miliar. “Untuk kepengurusan ke
depan, siapapun yang terpilih, sudah ada dana di kas AJI saat ini sebesar 6,1
miliar. Sementara di tahun depan, kami juga sudah meneken MoU dengan beberapa lembaga
donor senilai 5,5 miliar. Sehingga total dana di awal kepengurusan baru nanti
11,6 miliar,” papar Jono, sapaan akrab Pemred Suara.Com ini, Jumat (28/11)
kemarin.
Dalam
penyampaiannya, Jono juga menyampaikan bahwa, keuangan AJI Indonesia juga sudah
diaudit oleh auditor independen dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian.
Sementara
itu, Ketua Badan Pengawasan Keuangan (BPK) AJI Indonesia, Victor Mambor
menyatakan, menerima laporan pertanggungjawaban laporan keuangan pengurus AJI
Indonesia 2011 – 2014. Beberapa catatan yang disampaikan Mambor adalah, belum
meratanya distribusi program dan keuangan untuk AJI-AJI Kota. “AJI Indonesia
harus mampu memenuhi rasa keadilan. Dengan distribusi program dan keuangan yang
merata ke AJI-AJI kota,” papar Mambor.
Setelah
lapjab, agenda kongres selanjutnya adalah sidang-soidang komisi serta pleno
yang berlangsung hingga tadi malam. Sedangkan untuk proses pemilihan Ketua Umum
dan Sekjend AJI Periode 2011 – 2014 bakal berlangsung, Sabtu (29/11) hari ini.
Dua pasangan
calon dipastikan bertarung dalam agenda pemilihan itu, yakni Abdul Manan
(Majalah TEMPO) – Renjani Puspito Sari (Majalah FORBES Asia) dan Suwarjono
(Suara.Co) – Arfi Bambani dari
Viva.Co.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar